Pagi itu yang dingin, seolah membuktikan julukan Kota Bandung. Teman kerjaku, dua orang perempuan, Teh Ami dan Evi, sudah ada di depan kantor menunggu
aku membukakan pintu dari dalam, karena memang di kunci dari dalam. Bukannya aku rajin, sudah berada dikantor sebelum mereka. Tapi, aku memang tinggal dikantor. Karena sudah disediakan satu kamar khusus
untukku sebagai penunggunya. Aku membuka pintu.
“Selamat pagi Dindin, nih ada teman baru buat kamu” kata Teh Ami. Aku kira, teman baru itu siapa, Teman hidup kah? Karyawan baru
kah? Ternyata dia membawa seekor anak kucing kampung berwarna kuning
kecoklatan, untuk dijadikan hewan peliharaan di kantor ini. Dia memang sudah berjanji
dari beberapa hari yang lalu untuk membawa kucing, dan baru hari inilah dia
menepatinya.
Teh Ami dapat kucing itu dari temannya yang aku tidak tahu siapa namanya dan tidak mau tahu sama sekali. Kucing itu di beri nama Lolita, karena dia perempuan. Tapi
dia sering di panggil dengan sebutan Mpus. Tidak lama dari kedatangan Mpus, aku
keluar menggunakan sepeda motor untuk mencari sarapan sekaligus untuk makan siang ditemani Evi. Kebetulan dia juga mau membeli makan untuk makan siang,
menuju warteg yang sudah menjadi langgananku. Tiba disana aku melihat seekor
kucing yang lumayan bagus, seperti belasteran antara kucing anggora dan kucing
kampung.
“Bi, itu kucing punya siapa bi?” tanyaku kepada bibi pemilik
warteg.
“Oh kucing itu, ambil aja De” Jawabnya
“Beneran bi, ini teh?”
“Bener, lagian kasian disini juga gak ada yang melihara”
“Oke, aku bawa yah bi”
Aku kembali ke kantor dengan membawa makanan yang sudah di
beli dari warteg dan seekor kucing yang berwarna abu-abu.
"Wah kayanya Teh Ami bakal suka sama kucing ini, soalnya ini bagus, gak kaya si Mpus." kataku pada Evi.
"Iya, bagus ya Din, ini baik di elus-elus juga" Jawab Evi
Sampai dikantor, Teh Ami lagi ngasih makan si Mpus karena ingin. Melihat Evi bawa kucing baru yang kelihatannya bagus, dia langsung mengalihkan perhatiannya. Kebetulan kucing yang baru itu juga langsung nyamperin Teh Ami, tepatnya nyamperin si Mpus yang lagi makan. Teh Ami tidak pelit, dia juga langsung memberi makan.
"Wah kayanya Teh Ami bakal suka sama kucing ini, soalnya ini bagus, gak kaya si Mpus." kataku pada Evi.
"Iya, bagus ya Din, ini baik di elus-elus juga" Jawab Evi
Sampai dikantor, Teh Ami lagi ngasih makan si Mpus karena ingin. Melihat Evi bawa kucing baru yang kelihatannya bagus, dia langsung mengalihkan perhatiannya. Kebetulan kucing yang baru itu juga langsung nyamperin Teh Ami, tepatnya nyamperin si Mpus yang lagi makan. Teh Ami tidak pelit, dia juga langsung memberi makan.
“Mau dikasih nama siapa Din?” Kata Teh Ami
“Hmm siapa yah” aku berpikir dengan serius “JON!” lanjutku
Sejarah nya si jon ��
BalasHapus